Merencanakan kehamilan merupakan salah satu hal besar yang wajib dipersiapkan secara matang. Selain hal yang berkaitan dengan mental dan materi, Moms tentunya juga harus mempersiapkan diri dengan menghitung masa subur agar kehamilan dapat diperkirakan dan terencana dengan baik. Tapi, bagaimana cara menentukan masa subur tersebut, ya? Yuk cari tahu lebih jauh bersama-sama!
Masa Subur Wanita
Setiap bulannya, Moms mengalami menstruasi yang menjadi tanda bahwa tidak adanya pembuahan sehingga dinding rahim pun luruh. Di saat yang sama, sel telur berkembang lalu masuk ke masa ovulasi setelah sel telur matang. Saat ovulasi terjadi, wanita akan mengalami masa paling subur di setiap bulannya.
Kapan Terjadinya Ovulasi?
Ovulasi umumnya terjadi di pertengahan siklus haid atau sekitar hari ke-14 di siklus 28 hari. Masa ovulasi ini dapat dihitung dari hari pertama haid bulan ini hingga haid pertama di bulan berikutnya. Namun, tidak semua wanita memiliki siklus haid yang sama, Moms! Walaupun siklus haid normal adalah 28 hari, namun ada pula yang mengalami haid dengan siklus 23-35 hari. Jadi, masa ovulasi ini bisa berubah-ubah sesuai waktu haid tiap bulannya, ya, Moms. Mudahnya, catat siklus haid terpanjang dan terpendek Moms. Lalu, tinggal hitung seperti ini:
- (Jumlah hari siklus terpendek) – 18 Hari = Hari pertama ovulasi
- (Jumlah hari siklus terpanjang) – 11 Hari = Hari terakhir ovulasi
Apa Saja Tanda Ovulasi?
Saat mengalami ovulasi atau memasuki masa subur, Moms juga bisa merasakan beberapa tandanya, seperti:
- Suhu tubuh basal lebih tinggi
- Kram di bagian perut bawah
- Nyeri di bagian payudara
- Munculnya bercak coklat
- Pusing atau migrain
- Meningkatnya libido
Sudahkah Moms mengetahui masa subur untuk meningkatkan peluang kehamilan? Selain memperhatikan masa subur, pastikan untuk selalu jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan juga olahraga teratur sebagai persiapan fisik, ya!